Mina (Arab Saudi) - 17 Juni 2024, pada bulan Dzulhijjah 1445 Hijriyah (11 Hijriyah 1445 di Arab Saudi), merupakan hari ketiga pelaksanaan prosesi wukuf, bagian utama dari ibadah haji, bagi seluruh jemaah haji yang tinggal di Mina. Jemaah haji tinggal di Mina selama empat hari tiga malam setelah melaksanakan wukuf di Padang Arafah dan Mabit di Muzdalifah.

Rangkaian ibadah haji, yang terdiri dari rukun dan wajib haji, dilakukan sejak tiba di Tanah Suci pada tanggal 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah. Ibadah haji terdiri dari: wukuf di Arafah, wukuf di Miqat, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melempar jumrah, thawaf, sai, tahallul, dan lain-lain.

Dalam rangkaian prosesi haji, dikenal juga istilah al-Muzna, yang mewakili tiga tempat penting pada puncak haji: Arafah, Muzdalifah dan Mina. Prosesi di tiga tempat ini sering dianggap sebagai titik-titik penting dalam ibadah haji, karena para jamaah sering jatuh sakit karena kelelahan.

Selain itu, selama berada di Mina, jamaah haji juga melakukan prosesi melempar jumrah Ula, Ustad dan Aqabah masing-masing tujuh kali di Jamarat (tempat melempar jumrah). Setelah melempar ketiga jumrah tersebut, jamaah haji kembali ke tenda dan bermalam di Mina.

Selama di Mina, para jamaah haji juga mengabdikan diri mereka untuk kegiatan ibadah yang memperbanyak zikir, mengingat Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dan memuji asma-Nya dengan melafalkan takbir, membaca Al Quran, teks-teks tauhid dan wilayat lainnya.

Menteri Agama Yakut Cholil Khomas mengingatkan bahwa kondisi di Mina jauh lebih ketat daripada di Arafah dan Muzdalifah. Hal ini karena jemaah tinggal lebih lama di tenda-tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jemaah hanya tinggal relatif lama di tenda, di Mina ada kegiatan melempar jumrah.
Menteri Agama mengimbau jemaah haji untuk tidak memaksakan diri melempar jumrah. Petugas harus siaga untuk membantu jemaah, termasuk jemaah lansia, risiko tinggi, difabel, dan jemaah yang tidak bisa melempar jumrah.

Menurut Fiqih, mereka yang tidak dapat melakukannya dapat membatalkan lontarnya.

Menteri Agama, Yakut, meminta kepala organisasi haji di Arab Saudi untuk mengkoordinasikan kondisi fisik jemaah dan menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan bimbingan agar jemaah tidak kelelahan.

Meliputi area seluas kurang lebih 650 hektar, Mina terdiri dari area yang luas, lembah dan pegunungan, dengan sisi-sisi yang tinggi dan curam di sebelah utara dan selatan, dan Wadi Muhashir di sebelah timur. Mina dijuluki sebagai Kota Tenda Putih dan dapat menampung jutaan jamaah haji. Jemaah haji menghabiskan malam di Mina dan melakukan Jumrah, tahap akhir dari ibadah haji.

Demikian pula dengan jemaah haji asal Indonesia, khususnya dari Kota Bogor dengan Kloter 49 JKS yang berada di area tenda Mina, Maktab 44, di mana jemaah haji dari Asia Tenggara tinggal.

Maktab 44 terletak sekitar 2,3 km dari Jamalat. Selama empat hari berturut-turut (10, 11, 12 dan 13), para jemaah berjalan kaki dari tenda mereka menuju Jamarat dan kembali, dengan jarak 4,6 km, atau satu kali putaran Kebun Raya Bogor.

Pada siang hari, para jamaah menyelesaikan tiga lontar jumrah dan melanjutkan salat Zuhur bersama jamaah di tenda masing-masing. Shalat dilanjutkan dengan kuliah tujuh menit (kultum) oleh petugas haji daerah (PHD); dalam kasus Kloter 49 JKS Kota Bogor, kultum diberikan oleh Achmad Ruyat, yang membahas tentang kesalehan sosial dalam ibadah haji.

Setelah Khartum, jemaah menunggu makan siang. Konsumsi selalu disediakan dalam bentuk nasi kotak yang dibungkus dengan aluminium foil. Jemaah harus sabar menunggu jatah makan siang. Setelah dua jam menunggu, nasi kotak yang ditunggu-tunggu akhirnya diantarkan oleh petugas. Nasi dibagikan kepada masing-masing jemaah.

Karena ukuran tenda yang sangat terbatas, sebagian besar kegiatan jemaah, mulai dari makan, berdoa, berzikir, dan tidur, dilakukan di dalam tenda. Pada hari ini, suhu maksimum 45°C tercatat pada pukul 15:00 waktu Arab Saudi (WAS)
.

Dalam kondisi seperti ini, petugas haji yang mendampingi jemaah biasanya mengingatkan jemaah untuk mengonsumsi banyak minuman agar terhindar dari dehidrasi. Minuman mineral seperti oralit sangat dianjurkan.


Rendang
Segera setelah makan siang dibagikan, topik pembicaraan pertama di antara para jemaat adalah tentang lauk dan sayur. Sore itu, jemaat disajikan lauk berupa rendang dan sayuran yang terbuat dari kacang kapri, jagung dan wortel yang dipotong kecil-kecil.

Lauk rendang yang disajikan sepadan dengan penantian panjang. Rendang merupakan makanan yang populer di Minangkabau, Sumatera Barat.

Rendang atau rendang adalah hidangan berbahan dasar daging, biasanya daging sapi, yang dimasak dalam waktu lama pada suhu rendah dengan berbagai bumbu dan santan.

Menurut survei CNN International, pada tahun 2016 dan 2017, rendang terpilih sebagai makanan terlezat nomor satu di dunia.

Jemaah haji datang untuk menikmati lauk terlezat di dunia untuk makan siang. Namun, sebagian besar jemaah haji menerima rendang yang dimasak sedikit hangus seperti hidangan daging panggang.

Mungkin petugas dapur di Maktab mengira bahwa rendang dimasak seperti daging panggang. Seorang jamaah bercanda, "Pantas saja makanannya terlambat datang, karena rendang sedang dibakar."

Para jemaah benar-benar menikmati makanan yang diberikan Tuhan untuk memulihkan dan menambah energi mereka. Rangkaian kegiatan inti ibadah haji masih banyak dan panjang.

Beberapa saat kemudian, azan berkumandang, menandai datangnya waktu Ashar. Shalat Ashar biasanya dilaksanakan bersama jemaah di dalam tenda, sedangkan shalat Maghrib dan Isya dilaksanakan di masjid terdekat dari Maktab, yaitu Masjid Kuwait, yang berjarak sekitar 200 meter dari tenda. Ketika waktu shalat tiba, para jemaah mengantri untuk berwudhu, meskipun terdapat banyak keran air.

Setelah salat, sekitar pukul 16.00 waktu Arab Saudi, jemaah dikejutkan dengan suara guntur yang bertubi-tubi dan langit yang tiba-tiba mendung. Tak lama kemudian, gerimis turun selama sekitar 10 menit. Hal ini tidak biasa terjadi di negara gurun ini.

Beberapa jamaah berhamburan ke luar tenda untuk menikmati rintik hujan dari langit, warga Bogor yang sudah 15 hari jauh dari kota hujan tentu merindukan suasana ini.

Di tengah musim panas yang terik, dengan suhu mencapai 45 derajat Celcius, hujan turun di siang yang terik, cukup membasahi jalanan Mina dan membawa kesejukan. Hujan tidak berlangsung lama, namun membawa sukacita bagi para jamaah. Tuhan, jadikanlah hujan ini sebagai hujan yang terpuji. Tuhan, jadikanlah akhir dari hujan ini terpuji dan jadikanlah hujan ini mengalir dengan baik, demikian doa para jamaah haji.


Naufal Mahfudz pernah menjabat sebagai Manajer SDM dan Umum Perum LKBN Antara (2012-2016), Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (2016-2021), Direktur PT Bogor Life and Science Technology (BLST) Holding Company IPB (2021-sekarang), Direktur Holding Company IPB (2021-sekarang).