Medan - Dr Ismurizal SpF, dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan, mengungkapkan bahwa wartawan Rico Sempurna Pasaribu dari Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran tersebut. "Keempat korban masih hidup sebelum akhirnya tewas dalam kebakaran. Jelaga yang ditemukan di tubuh para korban menegaskan hal ini," kata Ismurizal di Medan, Selasa. Musibah kebakaran itu terjadi pada Kamis (27/6) pagi saat Rico Sempurna Pasaribu, Efprida Boru Ginting (istri), Sudinveseti Pasaribu) (anak) dan Lowi Situngkir (cucu).

Lebih lanjut Ismurizal menyatakan bahwa para korban mengalami luka bakar maksimal dengan tingkat6.

"Rumah Sakit Bayankara Medan menerima jenazah para korban dengan kondisi seperti ini dari Polsek Tana Kalo," katanya.

Memperkuat hal ini, Komisaris Besar Polisi Agung Setia Imam Effendi mengatakan bahwa dokter forensik juga menemukan jelaga di saluran pernapasan dan pencernaan keempat korban. Tidak hanya itu, para jenazah tidak dapat diperiksa apakah ada kandungan narkoba karena bagian dalam tubuh mereka telah meleleh dan tidak ada air seni yang ditemukan.



"Sebagai cara untuk mengungkap kasus-kasus seperti itu, Lembaga Forensik menyebutnya sebagai investigasi kriminal ilmiah (scientific criminal investigation). Pengungkapan ilmiah, kata jenderal bintang tiga itu.


Scientific Criminal Investigation
adalah metode yang menggabungkan teknik prosedural dan teori ilmiah untuk memerangi kejahatan dan mengumpulkan bukti-bukti untuk memenuhi kebutuhan hukum.

Metode ini digunakan agar polisi dapat mengidentifikasi penyebab kebakaran dengan jelas sehingga mereka dapat mencapai kesimpulan berdasarkan identitas dari berbagai perspektif ilmiah dan akademis. Sebelumnya, Polda Sumatera Utara menangkap dua orang berinisial RAS dan YT yang diduga sebagai pelaku pembakaran rumah jurnalis Rico Sempurna Pasaribu di Jalan Nabung Sulbakti, Kabupaten Karo. Agung, tersangka, mengatakan bahwa para pelaku yang ditangkap bertindak sebagai eksekutor. Para tersangka melakukan kejahatan tersebut setelah rekaman CCTV menunjukkan mereka pergi ke lokasi rumah korban.

Para pelaku kemudian mengamati dan memantau serta melakukan pembakaran rumah tersebut pada Kamis dini hari (27/6) dengan menggunakan bahan bakar campuran Pertalite dan solar.