Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa sejumlah alat pendeteksi tanah longsor telah dipasang di daerah-daerah rawan longsor oleh tim PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) untuk memprediksi pergerakan tanah longsor. Alat yang dipasang untuk mendeteksi tanah longsor ini disebut Landslide Early Warning System (LEWS). Alat ini sudah dipasang beberapa minggu lalu dan sekarang sudah berfungsi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Masun di Ponorogo, Sabtu. Alat pendeteksi dini longsor ini akan dipasang di enam titik di tiga kecamatan, yaitu Sawoo, Pulung, dan Slahung.

Keenam lokasi tersebut adalah dua LEWS yang dipasang di Desa Sriti dan Tempuran di Kecamatan Sawoo. Dua lainnya masing-masing satu di desa Bekirin di kecamatan Pulung dan desa Tugrejo di kecamatan Surahun. “Hasil kajian PVMBG dan BPBD menunjukkan bahwa lokasi-lokasi yang dipasang LEWS tersebut berpotensi mengalami pergerakan tanah saat musim hujan,” kata Masun, Kamis (12/9/2024). Masun menambahkan bahwa pemasangan LEWS diperkirakan akan selesai pada minggu ini. Ia menjelaskan bahwa LEWS adalah alat untuk memberikan peringatan dini longsor sesegera mungkin kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan longsor dan gerakan tanah. Alat ini merupakan salah satu dari sejumlah alat mitigasi yang dibuat oleh Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Daerah-daerah di mana alat LEWS dipasang memiliki potensi dan sejarah bencana, terutama yang berkaitan dengan tanah longsor,” tambahnya. Pihaknya juga berharap pemasangan alat ini akan membuat masyarakat lebih waspada. Ketika alarm ini berbunyi, warga akan waspada dan segera mengungsi ke tempat yang aman. “Jadi ini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar, dan ketika berbunyi, itu adalah peringatan dan masyarakat bisa segera mengungsi,” pungkas Masun. LEWS mencakup sensor untukekstensometer(pergeseran tanah) danpenakar hujan(curah hujan). Sementara itu, data yang dikumpulkan dari Ponologo dikirim dari stasiun lapangan ke PVMBG menggunakan konsep Internet of Thing.